Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Biografi dan Silsilah Keluarga KH Ahmad Djazuli Utsman

Kamis, 06 Februari 2025 | Februari 06, 2025 WIB Last Updated 2025-02-06T15:01:09Z

Biografi dan Silsilah Keluarga KH Ahmad Djazuli Utsman

KH Ahmad Djazuli Utsman: Ulama Pejuang dan Pendiri Pondok Pesantren Al-Falah Ploso

KH Ahmad Djazuli Utsman adalah seorang ulama karismatik yang dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Al-Falah di Ploso, Kediri. Dengan semangat perjuangan dan dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan Islam, beliau menjadi salah satu tokoh penting dalam perkembangan pesantren di Indonesia. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai kehidupan, silsilah keluarga, serta kontribusi besar beliau dalam dunia keislaman dan pendidikan pesantren.

Silsilah Keluarga KH Ahmad Djazuli Utsman

KH Ahmad Djazuli Utsman lahir pada 16 Mei 1900 di Kediri, Jawa Timur. Beliau berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang keislaman yang kuat. Ayahnya, Raden Mas Muhammad Utsman, adalah seorang penghulu di daerah Kediri, sementara ibunya, Mas Ajeng Muntaqinah, merupakan keturunan dari keluarga mubaligh yang dikenal memiliki komitmen tinggi terhadap dakwah Islam.

Sebagai anak dari keluarga terpandang di bidang keagamaan, sejak kecil KH Ahmad Djazuli sudah terbiasa dengan lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai Islam. Hal ini memberikan fondasi yang kuat bagi beliau untuk menekuni ilmu agama dan kelak menjadi salah satu tokoh besar dalam dunia pesantren.

Perjalanan Pendidikan KH Ahmad Djazuli Utsman

KH Ahmad Djazuli Utsman menempuh pendidikan awalnya di sekolah formal. Beliau sempat belajar di Sekolah Rakyat, kemudian melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) dan Hollandsch-Inlandsche School (HIS), yang saat itu merupakan sekolah bergengsi untuk pribumi.

Tak hanya itu, KH Ahmad Djazuli juga sempat menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Batavia (sekarang Jakarta). Namun, atas permintaan orang tuanya dan saran dari KH Muhammad Ma’ruf dari Kedunglo, Kediri, beliau memilih meninggalkan dunia kedokteran dan kembali mendalami ilmu agama di pesantren.

Demi memperdalam ilmunya, KH Ahmad Djazuli menimba ilmu di beberapa pesantren besar, di antaranya:

  1. Pesantren Gondanglegi, Nganjuk – di bawah bimbingan KH Ahmad Sholeh, tempat beliau belajar tajwid dan tata bahasa Arab.
  2. Pesantren Sono, Sidoarjo – memperdalam pemahaman kitab kuning dan fiqh.
  3. Pesantren Sekarputih, Nganjuk – mendalami ilmu syariat dan tasawuf.

Di masa mudanya, KH Ahmad Djazuli dikenal sangat mandiri. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, beliau berdagang buku dan kitab-kitab bekas yang diperbaikinya sebelum dijual kembali kepada santri lain.

Menuntut Ilmu di Tanah Suci

Kesempatan emas datang ketika KH Ahmad Djazuli berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus menuntut ilmu. Di sana, beliau berguru kepada ulama besar, termasuk Syekh al-Alamah al-Alaydrus, seorang ulama yang memiliki pengaruh besar di dunia Islam.

Namun, situasi politik yang tidak kondusif di Makkah memaksanya kembali ke Indonesia setelah dua tahun. Sepulang dari tanah suci, beliau melanjutkan studinya di Pesantren Tebuireng, Jombang, yang saat itu diasuh oleh KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Di Tebuireng, KH Ahmad Djazuli semakin mendalami ilmu hadits, fiqh, dan tasawuf, serta belajar langsung dari salah satu ulama terbesar Indonesia.

Mendirikan Pondok Pesantren Al-Falah Ploso

Pada tahun 1925, KH Ahmad Djazuli Utsman mendirikan Pondok Pesantren Al-Falah di Ploso, Kediri. Pesantren ini awalnya hanya memiliki beberapa santri, tetapi berkat metode pengajaran yang diterapkan oleh KH Ahmad Djazuli, pesantren ini berkembang pesat.

Pondok Pesantren Al-Falah dikenal dengan sistem pendidikan yang mengutamakan pembelajaran kitab kuning, disiplin tinggi, serta nilai-nilai keislaman yang kuat. Sistem ini membuat pesantren ini menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terbesar di Jawa Timur.

Di bawah asuhan beliau, Pondok Pesantren Al-Falah berkembang menjadi pusat kaderisasi ulama, tempat di mana para santri dilatih menjadi pemimpin keagamaan dan cendekiawan Muslim yang berkualitas.

Peran KH Ahmad Djazuli dalam Dunia Pendidikan dan Dakwah

KH Ahmad Djazuli tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai penggerak dakwah Islam di berbagai daerah. Beliau aktif memberikan ceramah dan mendidik para santri agar memiliki wawasan luas dalam Islam serta mampu mengaplikasikan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain itu, beliau juga memiliki hubungan erat dengan ulama-ulama besar NU, termasuk KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahab Hasbullah, dalam mengembangkan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam yang berorientasi pada pemberdayaan umat.

Wafat dan Warisan Keilmuan

KH Ahmad Djazuli Utsman wafat pada 24 Februari 1953. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia pesantren dan umat Islam Indonesia. Namun, warisan ilmu dan dedikasi beliau tetap hidup melalui Pondok Pesantren Al-Falah dan ribuan santri yang telah dididiknya.

Hingga kini, Pondok Pesantren Al-Falah Ploso terus berkembang dan menjadi salah satu pesantren terkemuka di Indonesia. Santri-santri yang lulus dari pesantren ini banyak yang menjadi ulama, pendakwah, dan pemimpin umat yang berkontribusi dalam membangun masyarakat Islam di Indonesia.

Kesimpulan

KH Ahmad Djazuli Utsman adalah seorang ulama, pendidik, dan pejuang pendidikan Islam yang telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan dunia pesantren di Indonesia.

Melalui Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, beliau telah mencetak generasi-generasi ulama yang berperan aktif dalam dakwah dan pendidikan Islam. Dengan metode pengajaran yang disiplin dan berbasis kitab kuning, pesantren ini terus menjadi rujukan bagi santri dari berbagai daerah di Indonesia.

Semangat dan perjuangan KH Ahmad Djazuli dalam dunia pendidikan Islam merupakan warisan berharga yang akan selalu dikenang oleh umat Islam, khususnya di kalangan pesantren dan Nahdlatul Ulama.

×
Berita Terbaru Update